MateriMengolaborasikan budaya lokal dan budaya global C A. Globalisasi B. Mengapresiasi pencipta seni melalui promosi budaya C. Menguatkan budaya lokal agar tidak tergerus arus globalisasi Indikator Soal D. Memperkenalkan budaya populer yang berasal dari dalam negeri Disajikan Kabupaten Pringsewu yang mempromosikan daerahnya melalui
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Globalisasi yang mulai dicanangkan sejak abad ke-20, menjadikan masyarakat dunia harus siap menghadapi pengaruh luar terhadap seluruh aspek kehidupan negara. Tidak terkecuali aspek budayanya, yang mana kemudian disebut dengan globalisasi budaya. Globalisasi budaya merupakan penyebaran gagasan, makna, dan nilai ke seluruh dunia dengan cara-cara tertentu untuk memperluas dan memepererat hubungan sosial. Proses globaliasasi ditandai dengan konsumsi budaya bersama melalui media. Perkembangan pesat proses globalisasi budaya ini didukung oleh kecepatan dan kemudahan dalam akses arus informasi dan komunikasi. Namun hal ini menjadi implikasi karena pada kenyataannya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi itu dikuasai oleh negara-negara maju. Negara maju identik dengan negara barat, dan merekalah yang menjadi pengontrol dan penggerak utama komunikasi internasional. Selain itu komunikasi dan transportasi internasional juga menjadi penghilang batas-batas budaya setiap menjadi sebuah istilah yang digunakan oleh Amerika untuk mempengaruhi negara-negara lain. Dimana menghasilkan fenomena sebagai substitusi budaya Amerika dengan budaya lain. Globalisasi ini memunculkan kekhawatiran akan keragaman budaya dunia, perilaku dunia barat khususnya Amerika seolah-seolah sedang melemparkan bom budaya terhadap masyarakat dunia. Dikenal sebagai negara adidaya, selain menguasai perekonomian dunia mereka pun berusaha untuk menghancurkan tradisi dan bahasa pribumi sehingga negara-negara berkembang tersebut menjadi dilema dalam menemukan identitas budaya nasionalnya. Misalnya industri perangkat keras dan lunak komunikasi global dimiliki oleh beberapa perusahaan transisional, terutama yang berbasis di Amerika Serikat. Contoh lain yang paling banyak dibicarakan misalnya adalah percampuran makanan, sebut saja dan Starbucks merupakan gerai makanan cepat saji Amerika yang mendunia. Imperialisme budaya merupakan hegemoni ekonomi, teknologi dan budaya dari negara-negara industri yang akhirnya menentukan arah kemajuan ekonomi, sosial, dan budaya dunia. Negara-negara barat mendominasi media dunia yang memiliki dampak besar pada negara-negara berkembang dengan cara memaksa mereka dengan ideologi barat, yang lambat laun justru akan menghancurkan budaya asli mereka. Negara barat memproduksi hampir semua industri media, seperti film, berita, dan musik. Kemudian negara-negara berkembang berperan sebagai konsumen; menjadi penonton media yang disajikan, berupa cara hidup, kepercayaan dan pemikiran ala barat dan kemudian mengadopsinya sehingga mampu merusak budaya asli mereka. Penguasaan teknologi inilah yang menjadi titik awal budaya barat bisa mendunia. Kebudayaan setiap negara cenderung mengarah pada globalisasi dan menjadi perdaban dunia sehingga melibatkan manusia secara menyeluruh. Globalisasi budaya juga didukung oleh adanya regionalisasi dan lokalisasi di pasar media. Misalnya dalam bidang hiburan massa melalui tayangan dari produk media sudah sangat terasa bermuara dari negara barat. Produk-produk media barat meningkatkan konsentrasi yang mendalam bagi budaya di luar Amerika dan Inggris, Dengan kecenderungan kearah regionalisasi dan lokalisasi konten media yang sesuai dengan prioritas budaya khalayak dan ketakukan pada dunia yang dihomogeniasasi budaya. Fakta-fakta tersebut membuktikan bahwa memang perkembangan teknologi sangat berpengaruh pada negara-negara berkembang. Pesatnya perkembangan teknologi informasi yang menjadi sarana pendukung difusi budaya yang juga memberikan alternatif hiburan yang lebih beragam bagi masyarakat dunia. Namun Amerikanisasi budaya yang sudah semakin luas dianggap menjadi sebuah kebenaran budaya oleh masyarakat dunia. Hal ini menjadi dampak negatif bagi bangsa manapun yang rakyatnya justru lebih mendewakan budaya barat, terlepas dari banyaknya kemajuan yang dirasakan namun jika tidak diimbangi dengan kemampuan pemilahan budaya yang benar tentu saja menjadi sebuah kerugian bagi negara maupun masyarakat itu sendiri. Hal ini sangat memungkinkan eksistensi budaya lokal dapat dipandang sebelah mata jika dibandingkan dengan budaya modern. Lalu ketika masyarakat tidak lagi tertarik, menikmati, apalagi sampai tidak mau melestarikan budaya adalah dampak terburuk yang akan terjadi karena budaya aslinya akan hilang tergerus perkembangan zaman. Akibatnya negara tidak lagi memiliki keberagaman budaya dan menjadi homogen akibat Amerikanisasi. Globaliasi di era millennial menjadi semakin tidak terkendali lagi, sehingga masyarakat harus mampu untuk beradaptasi dengannya. Untuk melakukan adaptasi diperlukan pengembangan-pengembangan yang bersifat global namun tetap mempertahankan kearifan lokal. Globalisasi budaya harus diantisipasi dengan memperkuat identitas budaya nasional, untuk itu negara-negara berkembang harus lebih memperkokoh dimensi budaya mereka dan memelihara nilai-nilai lurhurnya agar tidak digerus oleh budaya asing.***Daftar Pustaka Khisan Thissu, Communication Continuity and York Oxford University Press diolah dari berbagai sumber. Lihat Pendidikan Selengkapnya
sebagailintas negara yang juga dikenal dengan nama globalisasi. Dengan kata lain internet merupakan ciri dari era globalisasi, sebagai akibat dari kemajuan teknologi informasi. Internet adalah sistem jaringan dari jaringan komputer yang terhubung di seluruh dunia, dan dapat disebut sebagai
PertanyaanGlobalisasi mempermudah akses informasi dan pertukaran budaya di seluruh dunia. Oleh karena itu, masyarakat dunia semakin terbuka terhadap berbagai informasi. Gejala sosial negatif yang tampak apabila masyarakat belum siap dengan kondisi tersebut adalah ....Globalisasi mempermudah akses informasi dan pertukaran budaya di seluruh dunia. Oleh karena itu, masyarakat dunia semakin terbuka terhadap berbagai informasi. Gejala sosial negatif yang tampak apabila masyarakat belum siap dengan kondisi tersebut adalah .... Universalisme antarkelompok Guncangan sosial budaya di berbagai bidang Konsumerisme dan hedonisme meningkat Tindak kriminalitas meningkat Ancaman kerusakan lingkungan PembahasanKejutan budaya atau gegar budaya cultur shock merupakan istilah yang digunakan untuk menggambarkan ketimpangan yang cukup jauh antara budaya yang masuk dengan budaya lokal yang mengakibatkan adanya benturan budaya disebabkan ketidaksiapan masyarakat menerima budaya-budaya baru yang masuk dalam kebudayaan lama mereka. Berdasarkan penjelasan tersebut, jawaban yang tepat adalah budaya atau gegar budaya cultur shock merupakan istilah yang digunakan untuk menggambarkan ketimpangan yang cukup jauh antara budaya yang masuk dengan budaya lokal yang mengakibatkan adanya benturan budaya disebabkan ketidaksiapan masyarakat menerima budaya-budaya baru yang masuk dalam kebudayaan lama mereka. Berdasarkan penjelasan tersebut, jawaban yang tepat adalah B. Perdalam pemahamanmu bersama Master Teacher di sesi Live Teaching, GRATIS!7rb+VPVincent PratamaPembahasan lengkap bangetRMRara Meike Pembahasan lengkap banget Ini yang aku cari! Bantu banget Mudah dimengerti Makasih ❤️
1Jurnal Rekam, Vol. 12 No. 1 - April 2016 DETERMINISME TEKNOLOGI KOMUNIKASI DAN GLOBALISASI MEDIA TERHADAP SENI BUDAYA INDONESIA Sigit Surahman Dosen Author: Ridwan Pranata 173 downloads 394 Views 320KB Size
DAMPAK GLOBALISASI MEDIA MASSA DALAM MENANGANI PERTUKARAN BUDAYA IMPERIALISME BUDAYA DAN KEDEKATAN BUDAYADAMPAK GLOBALISASI MEDIA MASSA DALAM MENANGANI PERTUKARAN BUDAYA IMPERIALISME BUDAYA DAN KEDEKATAN BUDAYAGLOBALISASI. MEDIA MASSA. KONTEN ASING, BUDAYA
Teknologiinformasi dan komunikasi juga memiliki kinerja dalam hal sarana pembelajaran. Karena seperti yang kita ketahui bahwa teknologi informasi dan komunikasi kini telah merasuk ke dalam kurikulum dunia pendidikan. Suatu hal yang tentunya menjadi gebrakan di dunia pendidikan dalam ajang peningkatan potensi pelajar.
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Era globalisasi telah membawa dampak signifikan terhadap budaya di seluruh dunia. Globalisasi dapat diartikan sebagai proses integrasi dan interaksi antara berbagai negara dan masyarakat yang melintasi batas-batas geografis, politik, dan ekonomi. Dalam konteks ini, budaya tidak lagi terbatas pada wilayah geografis tertentu, melainkan menjadi sebuah fenomena yang terhubung secara global. Salah satu dampak utama dari globalisasi terhadap budaya adalah pertukaran ide, nilai, dan praktik budaya di antara masyarakat yang berbeda. Hal ini disebabkan oleh kemajuan teknologi komunikasi dan transportasi, yang memungkinkan informasi dan produk budaya untuk dengan mudah dipertukarkan secara global. Misalnya, melalui internet dan media sosial, individu dapat mengakses dan berinteraksi dengan budaya dari seluruh dunia, termasuk musik, film, literatur, dan tradisi itu, perdagangan internasional yang semakin meningkat juga telah membawa pengaruh budaya yang signifikan. Produk budaya seperti makanan, pakaian, dan barang- barang konsumsi lainnya dapat dengan mudah ditemukan di berbagai negara, sehingga mengubah pola hidup dan selera masyarakat setempat. Hal ini menciptakan perpaduan budaya yang unik, di mana elemen budaya asing dan lokal saling berdampingan dan saling mempengaruhi. Namun, meskipun globalisasi telah membawa manfaat dalam hal peningkatan pemahaman lintas budaya dan akses terhadap keberagaman budaya, juga ada tantangan yang dihadapi oleh budaya dalam era ini. Salah satunya adalah dominasi budaya global yang seragam, yang cenderung mengaburkan keunikan budaya lokal. Globalisasi ekonomi dan media massa yang kuat dapat menyebabkan homogenisasi budaya, dengan citra, nilai, dan tren yang serupa tersebar di berbagai belahan dunia. Selain itu, perubahan budaya yang cepat juga dapat menimbulkan resistensi dan ketegangan dalam masyarakat. Beberapa kelompok masyarakat berjuang untuk mempertahankan identitas budaya mereka dan melindungi warisan tradisional mereka dari pengaruh budaya asing. Perdebatan tentang pelestarian budaya versus adaptasi terhadap perubahan budaya global menjadi semakin kompleks dan konteks ini, penting bagi masyarakat untuk mengembangkan pendekatan yang seimbang terhadap budaya dalam era globalisasi. Menerima perubahan budaya yang dibawa oleh globalisasi tidak berarti mengorbankan identitas budaya sendiri. Sebaliknya, masyarakat dapat memelihara kekhasan budaya lokal sambil terbuka terhadap pengaruh baru yang dapat memperkaya dan melengkapi budaya mereka. Dialog, toleransi, dan kesadaran akan nilai-nilai budaya yang penting adalah kunci dalam menghadapi perubahan budaya dalam era globalisasi. Pertanyaan apakah masyarakat seharusnya menerima atau menolak perubahan budaya dalam era globalisasi merupakan perdebatan yang kompleks. Sudut pandang yang berbeda- beda dapat muncul tergantung pada konteks sosial, budaya, dan nilai-nilai yang yang mendukung penerimaan perubahan budaya dalam era globalisasi melihat manfaat dalam keberagaman budaya yang semakin luas. Menerima perubahan budaya dapat membuka pintu untuk pemahaman yang lebih baik antara masyarakat dari berbagai latar belakang. Pertukaran ide, nilai, dan praktik budaya dapat menghasilkan inovasi dan perkembangan yang kaya secara budaya. Penerimaan terhadap perubahan budaya juga dapat mempromosikan toleransi dan penghargaan terhadap keunikan setiap budaya. Namun, ada juga pendekatan yang lebih kritis dan cenderung menolak perubahan budaya dalam era globalisasi. Alasan di balik penolakan ini sering kali berakar pada kekhawatiran terhadap kehilangan identitas budaya lokal. Masyarakat yang menolak perubahan budaya mungkin merasa bahwa pengaruh budaya global dapat mengaburkan nilai-nilai dan tradisi mereka sendiri. Mereka berjuang untuk mempertahankan kekhasan budaya mereka dan melindungi warisan budaya yang mereka anggap juga argumen yang menyatakan bahwa pendekatan penerimaan atau penolakan perubahan budaya tidak harus bersifat biner. Masyarakat dapat mengadopsi pendekatan yang seimbang dalam menghadapi perubahan budaya dalam era globalisasi. Pendekatan ini mencakup upaya untuk menjaga kekhasan budaya lokal sambil terbuka terhadap pengaruh baru yang dapat memperkaya budaya tersebut. Ini melibatkan dialog antara budaya-budaya yang berbeda, pengakuan terhadap nilai-nilai budaya yang penting, dan penyesuaian yang bijaksana dalam menghadapi perubahan yang akhirnya, keputusan untuk menerima atau menolak perubahan budaya dalam era globalisasi adalah pilihan yang kompleks dan tergantung pada konteks masyarakat dan individu. Yang penting adalah untuk menghargai keberagaman budaya, mempromosikan dialog dan saling pengertian antara budaya-budaya yang berbeda, dan memastikan bahwa perubahan budaya terjadi dengan tetap menghormati dan melindungi kekhasan dan identitas budaya yang ada. Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Pengembangan Tekonologi Informasi dan Komunikasi (TIK) pada hakekatnya ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Kenyataan menunjukan TIK telah membawa perubahan penting dalam perkembangan peradaban dunia terutama ekonomi. Bahkan abad ke-21 diyakini akan menjadi abad baru yang disebut era informasi-ekonomi (digital-economic) dengan cirri khas perdagangan yang memanfaatkan
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. A. Dampak PositifMudahnya Pertukaran Budaya Internasional di duniapeningkatan teknologi dan pendidikan di era globalisasi membuat pemicu dalam pertukaran budaya seluruh negara di dunia. Kita dapat melihat dan mempelajari kebudayaan dari seluruh dunia hanya melalui media internet tanpa harus keliling dunia jika ingin mengetahuinya. Mudahnya akses bepergian ke luar negeri untuk masuk kenegara juga bisa menjadi salah satu sebab, seperti orang dari negara lain yang datang ke Indonesia dan membawa serta kebudayaan dan kesenian dari negara asalnya. Orang tersebut bisa memperkenalkan kebudayaan dan keseniannya ke masyarakat Indonesia dan jika kebudayaan atau kesenian tersebut cocok dengan masyarakat Indonesia dapat menyebabkan terjadinya akulturasi Pertukaran pelajar di dunia pendidikan juga bisa menjadi media pertukaran budaya di seluruh dunia. Pelajar yang berkesempatan ke luar negeri bisa mengajarkan kebudayaan atau kesenian dari negara asalnya. Tentu hal semacam ini bisa memberikan dampak terbukanya budaya bagi setiap orang dan bisa menumbuhkan sikap toleran antar umat manusia. Adanya sikap toleransi akan menumbuhkan rasa solidaritas antar bangsa di adanya Pembaharuan KesenianHadirnya berbagai tontonan dan hiburan yang di kemas lebih modern di era globalisasi berimbas pada redupnya kesenian - kesenian tradisional, khususnya kesenian di Indonesia. Minat masyarakat yang menurun disebabkan oleh pengaruh budaya luar negeri yang lebih diminati dan kebosanan masyarakat umum akan hiburan tradisional di Indonesia. Hal ini menjadi masalah besar bagi pelaku kesenian di Indonesia karena perlahan lahan dapat menghilangkan dan mematikan aktifitas seni tradisional di Indonesia. Namun demikian, redupnya eksistensi kesenian tradisional di Indonesia menjadi sebab bagi beberapa peseni di Indonesia untuk melakukan pembaharuan bagi kesenian tradisional di Indonesia. Contohnya alat musik gamelan yang dipadukan dengan musik modern atau orkestra, tari-tari tradisional yang dikemas ulang dengan pemangkasan alur cerita dan gaya yang berbeda. B. Dampak NegatifMunculnya Sikap Individualisme pada manusia Pengaruh globalisasi di bidang komunikasi budaya memunculkan berbagai sikap buruk dan jelek manusia, seperti sikap individualisme. Perkembangan zaman pada saat ini menyebabkan manusia untuk bekerja keras agar bisa mendapatkan uang untuk tetap bertahan hidup, hal ini memicu munculnya sikap individualisme bagi setiap orang. Tentu sikap ini menghilangkan kerjasama untuk semangat gotong royong dan sifat kekeluargaan yang dimiliki oleh manusia sebagai makhluk sosial pada saat Nilai-Nilai Budaya LokalAdanya pengaruh budaya global di sebuah negara dapat mempengaruhi lunturnya nilai-nilai budaya lokal di negara tersebut. Contoh tata krama dan sopan santun yang menjadi nilai budaya di Indonesia, kini sudah dikeampingkan oleh pemuda-pemudi bangsa, karena gencarnya pengaruh budaya barat yang meracuni pemuda Moral Masyarakat 1 2 Lihat Pendidikan Selengkapnya
wvJVVQ3. k41uo6b362.pages.dev/151k41uo6b362.pages.dev/223k41uo6b362.pages.dev/101k41uo6b362.pages.dev/266k41uo6b362.pages.dev/159k41uo6b362.pages.dev/107k41uo6b362.pages.dev/273k41uo6b362.pages.dev/65k41uo6b362.pages.dev/137
globalisasi mempermudah akses informasi dan pertukaran budaya di seluruh dunia