Kesimpulannya Agama ini milik Allah, Allah lah yang menjaganya, kita tidak perlu ngotot menjadi pahlawan kesiangan, apalagi pakai provokasi, sebar kebencian, fitnah sana-sini. Allah dan agamanya tidak membutuhkan pembelaan kita, cukup bela dirimu saja. Sumber: Al-Ihya’ 5/96. Tabik, Rabat, 14 Okt 2019 Alvian Iqbal Zahasfan Sahabat, pernahkah kalian berfikir, Allah memerintahkan kita untuk beribadah. Lantas apakah Allah membutuhkan Ibadah kita? Apakah Allah membutuhkan kita untuk menghamba kepada-Nya? Sekali-kali tidak, Allah tidak pernah membutuhkan kita, tapi kitalah yang membutuhkan Allah. Allah memerintahkan kita Ibadah, Sholat kepada-Nya, semata-mata untuk kepentingan kita. Allah menjanjikan memberikan kita ketentraman dengan mengingat-Nya, bukan? Ingat firman Allah yang ini “Orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tentram.” [QS. Ar-Ra’d 28] Kalau kita nggak mau sholat, apakah Allah rugi? Tidak! Allah nggak rugi sama sekali. Karena yang nantinya galau, gundah, gelisah, ya diri kita sendiri. Yang nantinya sengsara di alam kuburnya dan di akhiratnya, ya yang ninggalin shalat itu sendiri. Ngaruh ke Allah nggak? Nggak sama sekali. Jadi yang butuh siapa? Allah yang butuh kita atau kita yang butuh Allah? Jelas kita yang butuh Allah. Segala apa yang Allah perintahkan kepada kita itu sebenarnya hanya untuk kebaikan diri kita sendiri. Allah tidak akan rugi apa pun jikalau kita tak melaksanakan apa yang Dia perintahkan. Tanpa kita puji pun, Allah sudah terpuji. Tanpa kita sucikan pun, Allah sudah Mahasuci. Allah tidak butuh kita! Tapi kitalah yang membutuhkan-Nya. Kalau kita berpaling dari Allah, apakah Allah rugi kehilangan makhluk yang hina seperti kita? Sekali-kali tidak! Karena akan ada makhluk Allah yang lain yang lebih mencintai-Nya dan lebih taat pada-Nya dibandingkan kita yang akan menggantikan kita. Allah tidak akan rugi sedikit pun. Coba lihat firman Allah berikut “Wahai sekalian manusia, kamulah yang butuh kepada Allah; dan Allah Dialah Yang Maha Kaya tidak memerlukan sesuatu lagi Maha Terpuji. Jika Dia menghendaki, niscaya Dia memusnahkan kamu dan mendatangkan makhluk yang baru untuk menggantikan kamu. Dan yang demikian itu sekali-kali tidak sulit bagi Allah.” [QS. Fathir 15-17] Allah Maha Kaya, Allah Maha Sempurna, Allah Maha Suci, Allah Maha Besar, Allah Maha segalanya. Apakah masih juga berfikir kalau Allah butuh kita? Tidak, Sahabat. Kitalah yang membutuhkan Allah. Kalaupun kita sudah menjalankan perintahnya, apakah itu juga akan menjamin kita masuk Surga-Nya? Tidak juga. Sesungguhnya karena Kasih Sayang Allah-lah kita bisa masuk ke dalam Surga-Nya. Makanya sahabat, yuk kita berlomba-lomba memperebutkan perhatian Allah, memperebutkan kasih dan sayang-Nya agar kita layak masuk ke dalam surga-Nya. Bagaimana caranya? Ya kita laksanakan segala perintah-Nya dan jauhi segala larangan-Nya, berlomba-lomba dalam kebaikan, dan terus berusaha memperbaiki diri agar menjadi manusia yang bermanfaat. Jadi, siapa yang butuh? Kita atau Allah? Kita lah PASTINYA! “Ya Allah, Terimalah segala amal dan ibadah yang telah kami lakukan. Ampunilah segala dosa yang pernah kami perbuat di dunia ini. Ya Allah, berilah selalu petunjuk-Mu, rahmat-Mu, dan hidayah-Mu kepada kami semua. Bimbinglah kami menuju surga yang Engkau janjikan, Ya Rabb. Aamiin.”
Sayu Pilu. Macam ada satu rasa yang dirasai tapi tidak mampu diluah dengan kata-kata dan air mata. Allahu. Kita tidak mahu tapi Allah swt tahu kita mampu. Bukan daripada asal mampu tapi belajar untuk mampukan diri dan mendidik perasaan sendiri masing-masing. Berat. Tapi sekali lagi ada suatu yang Allah swt mahu kita ambil tahu dan BERUBAH.
Kebanyakan orang yang enggan beribadah kepada Allah subhanahu wa ta’ala merasa tidak membutuhkan pertolongan dari-Nya. Padahal tanpa-Nya, kita akan dengan sangat mudah terombang-ambing dalam fananya dunia. Kita tidak akan mampu lagi membedakan mana yang baik ataupun yang tidak baik bagi kita. Dan mengira bahwa setiap kejadian demi kejadian memang terjadi begitu saja tanpa adanya campur tangan Allah. Mungkin kita lupa bahwa Allah Maha Pengatur Segalanya, Maha Kaya pemilik alam semesta ini. Sehingga kita enggan untuk beribadah hanya kepada-Nya. Allah menegaskan dalam surat Fathir ayat 15 bahwa Allah Azza Wa Jalla sama sekali tidak membutuhkan ibadah kita, tapi justru kitalah yang membutuhkannya. “Hai manusia, kamulah yang membutuhkan kepada Allah; dan Allah Dialah Yang Maha Kaya tidak memerlukan sesuatu lagi Maha Terpuji.” QS. Fathir 15 Bentuk ibadah yang harusnya kita laksanakan adalah taat pada perintah-Nya dengan mengikuti apa yang disyariatkan oleh Rasulullah shollallohu alaihi wassalam. Tujuannya tak lain hanya untuk kebaikan kita, agar kita memperoleh ketenangan batin yakni cinta dari Allah subhanahu wa ta’ala. Ketika kita memperoleh ridho dan cinta-Nya maka terbukalah jalan kebaikan menuju apa yang kita cita-citakan yakni surga yang kekal dan abadi. Kehidupan di dunia mungkin akan penuh dengan lika-liku cobaan, namun ketika mampu untuk beribadah kepada-Nya, hati kita akan lapang dan sabar. Ketentraman dan kebahagiaan pun akan terpancar dari diri kita. Imam Ibnul Qayyim rahimahullah berkata, “Tidak ada kebahagiaan, kelezatan, kenikmatan dan kebaikan hati melainkan bila ia meyakini Allah sebagai Rabb, Pencipta Yang Maha Esa dan ia beribadah hanya kepada Allah saja, sebagai puncak tujuannya dan yang paling dicintainya daripada yang lain.” Maka, ketika iman kita meningkat seharusnya kita juga mampu menghadapi persoalan hidup yang semakin rumit. Karena kita mempunyai Allah yang akan membantu kita mencari jalan keluar atas setiap permasalahan. Kita akan belajar bahwa hanya Allahlah tempat kita berharap dan bergantung, bukan kepada makluk ciptaan-Nya ataupun kepada yang lainnya.

Sebenarnya ada banyak ayat al-Qur’an yang menyebut bagaimana agar kita mendapat rahmat-Nya. Namun, menurut kami, ayat-ayat tersebut terwakili oleh ayat ke 132 surah Ali Imran berikut ini yang artinya “Dan taatlah kepada Allah dan

Kalau hanya sekedar memejamkan mata saja kita butuh Allah, apalagi urusan yang lebih besar. Masihkah kita merasa hebat, masihkah keangkuhan mengelilingi hati kita, masihkah raut wajah kesombongan menghiasi pelupuk mata dan lisan kita. Terlebih lagi disaat kesulitan melanda, di saat hati telah merasa putus asa, yang diharap hanyalah pertolongan Allah. Hamba hanyalah seorang yang fakir. Sedangkan Allah adalah Al Ghoniy, Yang Maha Kaya, yang tidak butuh pada segala sesuatu. Bahkan Allah-lah tempat bergantung seluruh makhluk. Allah Ta’ala berfirman, يٰٓأَيُّهَا النَّاسُ أَنْتُمُ الْفُقَرَآءُ إِلَى اللَّهِ ۖ وَاللَّهُ هُوَ الْغَنِىُّ الْحَمِيدُ “Wahai manusia! Kamulah yang memerlukan Allah; dan Allah Dialah Yang Maha Kaya tidak memerlukan sesuatu, Maha Terpuji.” QS. Fatir 35 Ayat 15 Ibnu Katsir rahimahullah berkata, “Seluruh makhluk amat butuh pada Allah dalam setiap aktivitasnya, bahkan dalam diam mereka sekali pun. Secara dzat, Allah sungguh tidak butuh pada mereka. Oleh karena itu, Allah katakan bahwa Dialah yang Maha Kaya lagi Maha Terpuji, yaitu Allah-lah yang bersendirian, tidak butuh pada makhluk-Nya, tidak ada sekutu bagi-Nya. Allah sungguh Maha Terpuji pada apa yang Dia perbuat dan katakan, juga pada apa yang Dia takdirkan dan syari’atkan.” Tafsir Al Qur’an Al Azhim, 11/316. Semua bentuk dan manfaat ibadah yang kita lakukan itu akan kembali kepada kita. Karena manusia adalah makhluk lemah, miskin dan tak sempurna. Allah Ta’ala, berfirman, وَلَقَدْ ءَاتَيْنَا لُقْمٰنَ الْحِكْمَةَ أَنِ اشْكُرْ لِلَّهِ ۚ وَمَنْ يَشْكُرْ فَإِنَّمَا يَشْكُرُ لِنَفْسِهِۦ ۖ وَمَنْ كَفَرَ فَإِنَّ اللَّهَ غَنِىٌّ حَمِيدٌ “Dan sungguh, telah Kami berikan hikmah kepada Luqman, yaitu, Bersyukurlah kepada Allah! Dan barang siapa bersyukur kepada Allah, maka sesungguhnya dia bersyukur untuk dirinya sendiri; dan barang siapa tidak bersyukur kufur, maka sesungguhnya Allah Maha Kaya, Maha Terpuji.” QS. Luqman 31 Ayat 12 Begitu pun, jika seluruh manusia kufur kepada Allah, tidak beribadah kepada-Nya, menelantarkan perintah-perintah-Nya dan melanggar larangan-larangan-Nya, maka hal itu tidak membahayakan Allah sama sekali. Akan tetapi kemadaratannya akan kembali kepada manusia itu sendiri. Allah Ta’ala, berfirman قُلْ يٰٓأَيُّهَا النَّاسُ قَدْ جَآءَكُمُ الْحَقُّ مِنْ رَّبِّكُمْ ۖ فَمَنِ اهْتَدٰى فَإِنَّمَا يَهْتَدِى لِنَفْسِهِۦ ۖ وَمَنْ ضَلَّ فَإِنَّمَا يَضِلُّ عَلَيْهَا ۖ وَمَآ أَنَا۠ عَلَيْكُمْ بِوَكِيلٍ “Katakanlah Muhammad, Wahai manusia! Telah datang kepadamu kebenaran Al-Qur’an dari Tuhanmu, sebab itu barang siapa mendapat petunjuk maka sebenarnya petunjuk itu untuk kebaikan dirinya sendiri. Dan barang siapa sesat, sesungguhnya kesesatannya itu mencelakakan dirinya sendiri. Dan aku bukanlah pemelihara dirimu.” QS. Yunus 10 Ayat 108 Dan diantara yang paling penting diatas yang sangat penting adalah kebutuhan akan iman, karena inipun bukan hal sepele. Hanya Allah Ta’ala semata yang sanggup memberikan hidayah. Seperti halnya hanya Allah yang sanggup menyesatkan hambanya. Allah Ta’ala, berfirman مَنْ يُضْلِلِ اللَّهُ فَلَا هَادِىَ لَهُۥ ۚ وَيَذَرُهُمْ فِى طُغْيٰنِهِمْ يَعْمَهُونَ “Barang siapa dibiarkan sesat oleh Allah, maka tidak ada yang mampu memberi petunjuk. Allah membiarkannya terombang-ambing dalam kesesatan.” QS. Al-A’raf 7 Ayat 186 Terkadang ada orang yang sudah dinasehati orang tuanya, gurunya, teman temannya, bahkan wali sekalipun nabi tidak akan ada perubahan kalau Allah Ta’ala belum memberikan hidayah. Kita bersyukur masih Allah beri hidayah agar selalu membutuhkan dan bergantung penuh kepada Allah Ta’ala baik urusan dunia terlebih lagi urusan akhirat, karena kita tidak mau celaka dikemudian hari akibat dari berpalingnya dari kebutuhan dan bergantungnya kita kepada Allah Ta’ala. Wallahu a’lam Abu MiqdamKomunitas Akhlaq Mulia Tapikita tahu, hari ini, kian banyak saja orang yang menyebut asma Tuhan, kian sering saja orang mengucap “Allah, Allah, Allah”. Tidak hanya karena masjid-masjid semakin massif dibangun, lalu azan jadi gencar dikumandangkan. Tidak juga lantaran kian gampang umat “disemangati”, lalu sebentar-sebentar berteriak “Allahu Akbar”. LaluAllah halang kamu dari hadir ke taman syurgaNya. Dengan semua saluran kuliah bersemuka ditutup oleh Allah. Tapi ingat, kalau peluang kuliah online yang kamu tak perlu keluar dari rumah, tak perlu bayar saguhati guru, tak perlu habis duit minyak, ini pun kamu acuh tak acuh. Jangan pelik kalau nanti Allah putuskan kamu dari kuliah online D2CxR.
  • k41uo6b362.pages.dev/320
  • k41uo6b362.pages.dev/114
  • k41uo6b362.pages.dev/142
  • k41uo6b362.pages.dev/143
  • k41uo6b362.pages.dev/348
  • k41uo6b362.pages.dev/90
  • k41uo6b362.pages.dev/366
  • k41uo6b362.pages.dev/148
  • k41uo6b362.pages.dev/330
  • allah tidak butuh kita tapi kita butuh allah